<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=483823623507246&ev=PageView&noscript=1" />

22 August 2022

Apa itu Kusta? Cara Mencegah Penyakit Kusta atau Lepra

Apa itu Kusta? Cara Mencegah Penyakit Kusta atau Lepra


K
usta (lepra) adalah infeksi bakteri kronis yang menyerang kulit, saraf tepi dan saluran pernapasan. Kusta atau leprosy juga dikenal sebagai penyakit Hansen atau penyakit Mobs-Hansen.
Kusta merupakan penyakit yang ditandai dengan kelemahan atau mati rasa pada tungkai dan kaki yang diikuti dengan kerusakan kulit. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini dapat menyebar melalui air liur atau dahak yang keluar dari batuk atau bersin pasien.

Indonesia memiliki angka kejadian kusta tertinggi. Indonesia memiliki jumlah kasus kusta tertinggi ketiga di dunia sebesar 8%, menurut Organisasi Kesehatan Dunia untuk tahun 2020. Selain itu, sebanyak 9,14% kasus kusta baru terjadi pada anak.

Kusta biasanya dapat diobati dan jarang menyebabkan kematian. Namun, penyakit ini membawa risiko kecacatan. Dengan demikian, penderita kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat mempengaruhi status psikologisnya.

penyebab penyakit kusta


Penyakit kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain saat batuk atau bersin melalui percikan cairan (droplet) di saluran pernapasan, yaitu air liur atau dahak.

Seseorang dapat terinfeksi kusta jika terus menerus terpapar droplet dari penderita dalam jangka waktu yang lama. Dengan kata lain, bakteri penyebab kusta tidak mudah menular ke orang lain. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh penderita.

Perlu dicatat bahwa kusta menular dengan kontak yang terlalu lama. Kusta tidak menular hanya dengan berjabat tangan, duduk bersama, atau berhubungan seks dengan orang yang sakit. Penyakit kusta juga tidak menular dari ibu ke janin.

Selain alasan di atas, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kusta, di antaranya:

  • kontak dengan hewan yang menularkan kusta, seperti armadillo


  • tinggal atau mengunjungi daerah endemis kusta


  • gangguan sistem kekebalan tubuh


  • Gejala Penyakit Kusta


    Gejala kusta pada awalnya tidak terlihat dan biasanya berkembang secara perlahan. Bahkan, pada beberapa kasus, gejala penyakit kusta baru muncul setelah bakteri kusta berkembang biak pada penderita selama 20 tahun atau lebih.

    Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita kusta adalah:

  • Mati rasa pada kulit, termasuk hilangnya kemampuan untuk merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit


  • Kulit tidak berkeringat (anhidrosis)


  • Kulit terasa kaku dan kering


  • Luka tanpa rasa sakit di telapak kaki


  • pembengkakan atau benjolan di wajah dan telinga


  • Bercak yang terlihat lebih pucat dan berwarna lebih terang dari kulit di sekitarnya


  • saraf yang membesar, biasanya di siku dan lutut


  • kelemahan otot, terutama di kaki dan lengan


  • Kehilangan permanen alis dan bulu mata


  • Mata menjadi kering dan jarang berkedip


  • Mata menjadi kering dan jarang berkedip


  • Mimisan, hidung tersumbat, atau tulang hidung hilang


  • Pada kusta yang menyerang sistem saraf, penderita bisa kehilangan indra perasa, termasuk rasa sakit. Akibatnya, pasien mungkin tidak merasakan luka atau cedera pada tangan atau kaki.


  • Berdasarkan keparahan gejalanya, kusta dapat dibagi menjadi enam jenis, yaitu:

  • Intermediate leprosy
  • Kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang berwarna lebih pucat atau lebih terang dari kulit di sekitarnya dan terkadang sembuh dengan sendirinya.

  • Tuberculoid leprosy
  • Bentuk kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar, terkadang besar, mati rasa disertai dengan pembesaran saraf

  • Borderline tuberculoid leprosy
  • Kusta ini ditandai dengan munculnya lesi yang lebih kecil dan lebih banyak daripada kusta tuberkulosis

  • Mid-borderline leprosy
  • Kusta jenis ini ditandai dengan lesi merah yang menyebar secara acak dan asimetris di sekitar kusta, mati rasa, dan pembesaran kelenjar getah bening.

  • Borderline lepromatous leprosy
  • Kusta ini ditandai dengan banyak lesi datar atau kental. Penyakit kusta ini juga terkadang bisa menyebabkan mati rasa.
  • Lepromatous leprosy
  • Kusta ini ditandai dengan distribusi lesi yang simetris. Seringkali, lesi yang muncul banyak mengandung bakteri dan disertai dengan kerontokan rambut, gangguan saraf, dan kelemahan anggota badan.

    Kapan harus ke dokter?


    Jika Anda mengalami gejala kusta di atas, segera cari pertolongan medis. Juga bicarakan dengan dokter Anda jika Anda memiliki faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena kusta. Semakin cepat kusta diobati, semakin baik peluang kesembuhannya.

    Diagnosa kusta


    Untuk mendiagnosis penyakit kusta atau lepra, dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan kemudian memeriksa kulit pasien. Dokter Anda akan memeriksa kulit Anda untuk gejala kusta. Lesi kusta pada kulit biasanya berwarna pucat atau merah (hipopigmentasi) dan disertai mati rasa.

    Untuk mengetahui apakah seorang penderita kusta, dokter mengambil sampel kulit dengan cara digores (skin smear). Sampel kulit kemudian akan dianalisis di laboratorium untuk memeriksa keberadaan Mycobacterium leprae.

    Di daerah endemik kusta, seseorang dapat didiagnosis menderita kusta meskipun kerokan kulitnya negatif. Hal ini mengacu pada klasifikasi penyakit kusta menurut World Health Organization atau World Health Organization (WHO), yaitu:

  • Paucibacillary, yaitu adanya lesi kulit bahkan dengan tes kerokan kulit negatif (smear)


  • Polibakteri, yaitu lesi kulit dengan tes kerokan kulit positif (smear)


  • Jika kusta sudah parah, dokter akan melakukan tes tambahan untuk memeriksa apakah Mycobacterium leprae telah menyebar ke organ lain. Contoh pengecekannya adalah:

  • hitung darah lengkap


  • tes fungsi liver atau hati


  • Tes Kreatinin


  • biopsi saraf


  • Pengobatan kusta


    Cara utama untuk mengobati penyakit kusta atau lepra adalah dengan antibiotik. Penderita kusta akan diberikan kombinasi antibiotik selama 1-2 tahun. Jenis, dosis dan lama penggunaan antibiotik akan tergantung pada jenis kusta.

    Contoh antibiotik yang digunakan untuk mengobati kusta adalah:

  • Rifampisin


  • Dapson


  • Klofazimin


  • minosiklin


  • Ofloksasin


  • Di Indonesia, pengobatan kusta umumnya diobati dengan MDT atau terapi polydrug, yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih antibiotik.

    Setelah pengobatan dengan antibiotik, pembedahan biasanya dilakukan sebagai pengobatan lanjutan. Pembedahan pada penderita kusta bertujuan untuk:

  • Menormalkan fungsi saraf yang rusak


  • Meningkatkan bentuk deformer


  • mengembalikan fungsi anggota badan


  • Komplikasi kusta


    Jika kusta terlambat diobati, beberapa komplikasi dapat terjadi:

  • mati rasa


  • glaukoma


  • kebutaan


  • Gagal ginjal


  • deformitas wajah


  • Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung


  • infertilitas pria


  • kelemahan otot


  • Kerusakan saraf permanen di luar otak dan sumsum tulang belakang, termasuk lengan, kaki, dan telapak kaki


  • Cacat permanen, seperti alis, jari kaki, tangan, dan hidung yang hilang


  • Selain itu, diskriminasi yang dialami pasien dapat menimbulkan stres psikologis bahkan depresi. Hal ini menimbulkan risiko terhadap keinginan pasien untuk mencoba bunuh diri.

    Cara Mencegah Kusta


    Sejauh ini, belum ada vaksin untuk mencegah penyakit kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan upaya terbaik untuk mencegah komplikasi dan penyebaran penyakit kusta.Selain itu, menghindari kontak dengan hewan pembawa bakteri kusta juga penting untuk mencegah kusta. Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta kepada masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah penting agar para penderita mau memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan. Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif tentang kusta dan diskriminasi terhadap penderita kusta.
    No comments:
    Tulis comments


    Trending Post

    Advertisment

    close